uts tradisi dan kearifan lokalQ


JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER

 Mata kuliah “Tradisi dan Kearifan Lokal”

  Dosen Pengampu: Mukhamad Murdiono, M. Pd.
     
Disusun Oleh:
Puspa Setianingtyas      (09416244044)

Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Non Reguler

 PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2010

1.    Jelaskan apa yang dimaksud dengan “kearifan lokal”(local wisdom) dan berikan contohnya (5 saja)!
Jawab:
Dalam pengertian kamus, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) yaitu kemampuan seseorang dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu, objek atau peristiwa yang terjadi yang terjadi dalam ruang tertentu. Dan lokal (local) yaitu ruang interaksi terbatas denagn sistem nilai yang terbatas pula.
Ruang interaksi terbatas artinya sudah didesain sedemikian rupa yang di dalamnya melibatkan suatu pola-pola hubungan antara manusia dengan manusia atau manusia denagn lingkungan fisiknya. Pola interaksi yang sudah terdisain tersebut disebut denagn setting. Setting adalah sebuah ruang interaksi tempat seseorang dapat menyusun hubungan face to face dengan lingkungannya. Sebuah setting kehidupan yang sudah terbentuk secara langsung akan memproduksi nilai-niali yang menjadi landasan dan acuan mereka dalam bertingkah laku.
Local genius adalah juga cultural identity yaitu merupakan identitas atau kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak kemampuan sendiri. Unsur budaya daerah potensial sebagai lokal genius karena telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekaranag.
Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily, lokal berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Secara umum makna lokal wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakat.
Menurut Gobyah dalam Sartini (2004:112) mengatakan bahwa kearifan lokal (local genius) adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas.
Contoh kearifan lokal:
a.    Kasus di kembangsongo, sebuah dusun di Kecamatan Jetis, Bantul Yogyakarta. Sekilas, nama dusun ini tampak asing di telinga. Namun, beberapa tahun lalu, sekitar tahun 1980-an, daerah ini cukup dikenal dengan batik nitiknya. Berbeda dengan kebanyakan batik, motif dengan banyak titik yang membentuk berbagai macam pola lebih sulit pembuatannya dibandingkan dengan batik lukis berupa goresan-goresan gambar. Oleh karena itu, tidak setiap pembatik bisa menorehkean motif nitik ini. Ini adalah salah satu contoh kearifan lokal yang patut dibanggakan baik bagi daerahnya sendiri maupun dalam skala internasional.
b.    Kearifan lokal yang terdapat pada beberapa etnis di Bengkulu, seperti: Eknik Rejang yang dikenal sejak nenek moyangnya dahulu merupakan masyarakat yang berdomisili di tepian hutan, telah mengembangkan kearifan lokal untuk menjaga kelestarian hutan, berupa zonasi hutan, aturan-aturan tentang penanaman dan penebangan kayu, serta tata cara pembukaan ladang (lihat tjahjono, dkk, 1999).
c.    Papua : terdapat kepercayaan “ te aro neweak lako “ ( alam adalah aku ). Gunung Ertsberg dan Grasberg dipercayai sebagai kepala mama, tanah dianggap sebagai bagian dari hidup manusia. Maka pemanfaatan sumber daya alam harus hati-hati
d.    Serawai, Bengkulu : terdapat keyakinan ” celako kumali “ yang berarti kelestarian lingkungan terwujud dari kuatnya tata nilai tabu dalam berladang dan tradisi tanam tanjak
e.    Dayak kenyah, Kaltim : terdapat tradisi “ tana’ ulen “. Kawasan hutan dikuasai dan milik menjadi milik masyarakat adat. Pengelolaan tanah diatur dan dilindungi  oleh aturan adat.
f.      Undau Mau, Kalbar : mengembangkan kearifan lingkungan dalam pola penataan ruang pemukiman , dengan mengklasifikasi hutan dan manfaatkannya. Perladanagn dilakukan dengan rotasi dengan menetapkan masa ”bera”, dan mereka mengenal tabu sehingga penggunaaan teknologi dibatasi pada teknologi pertanian sederhana dan ramah lingkungan.
 
2.      Jelaskan pengertian “tradisi” dan berikan contohnya (5 saja)!
Jawab:
Kata tradisi berasal dari bahasa Latin traditio yang berarti diteruskan. Dalam pengertian yang paling sederhana, tradisi diartikan sebagai sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Dalam pengertian tradisi ini, hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan oleh karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah. Jadi, tradisi adalah kebiasaan ataupun cara berpikir, metode, elemen dari suatu kebudayaan yang tercipta pada masa lampau dan dibawa ke zaman kini melalui proses turun temurun.
Selain itu, tradisi juga dapat diartikan sebagai kebiasaan bersama dalam masyarakat manusia, yang secara otomatis akan mempengaruhi aksi dan reaksi dalam kehidupan sehari-hari para anggota masyarakat itu (Rendra, 2002). Dalam Kamus Filsafat (1996: 1.115-1.116), tradisi merupakan adat istiadat, ritus-ritus, ajaran-ajaran sosial, pandangan-pandangan, nilai-nilai, dan aturan-aturan perilaku, yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Contoh tradisi:
a.       Tradisi lokal yang pernah ada di sekitar Desa Babakan Panjang, Kec. Nagrak, Kab. Sukabumi. Tradisi yang pernah ada di sana salah satunya adalah tradisi yang berkaitan dengan pertanian. Dari dulu sampai sekarang para petani di desa tersebut membajak sawahnya dengan menggunakan kerbau, karena kondisi areal persawahannya yang tidak rata tidak memungkinkan untuk menggunakan tenaga mesin traktor. Akan tetapi, tradisi nembang saat berada di sawah, kini tidak akan pernah ditemukan atau didengar kembali
b.      Budaya tulis di atas lembaran daun lontar adalah budaya masa lalu. Di Bali, khususnya di kawasan Bungkulan, Kabupaten Buleleng, ada yang istimewa. Hingga kini, budaya tulis di atas daun lontar masih terus berlanjut dalam bentuk naskah-ilustrasi, yang lebih dikenal dengan sebutan prasi. Prasi, secara fisik, terdiri atas bagian tulisan (naskah cerita) dan gambar (gambar ilustrasi).
c.       Masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, Kampung Dukuh Jawa Barat. Mereka mengenal upacara tradisional,  mitos, tabu, sehingga pemanfaatan hutan hati-hati. Tidak diperbolehkan eksploitasi kecuali atas ijin sesepuh adat
d.      Bagi masyarakat pedesaan di Jawa, bertani tidak sekadar mata pencarian, tetapi juga media interaksi sosial. Maka, tak heran tradisi budaya tertentu tercipta dari interaksi sosial dalam kegiatan bertani. Ini seperti terlihat dalam tradisi mretelung, bawon, dan ngasak saat panen pada masyarakat di Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Mretelung dilakukan sehari, kadang sampai dua hari, tergantung dari luas lahan yang dipanen. Upah yang mereka dapatkan disebut bawon
e.       Seni tradisional begalan biasa dipentaskan di tempat acara pernikahan, khususnya jika pihak pengantin pria maupun wanita tergolong sukerta sehingga haris diruwat. Pengantin yang harus diruwat, menurut tradisi Jawa,  yaitu bila anak mbarep  menikah dengan anak mbarep atau ragil dengan ragil, atau mbarep dengan ragil dan sebaliknya. Atau bisa juga jika ibunya pengantin wanita sedang hamil ketika pernikahan itu digelar, sehingga perlu diruwat dengan nanggap begalan. Seni begalan berfungsi untuk ngruwat pasangan pengantin yang dilanda masalah, supaya kelak menemukan kebahagiaan

3.      Jelaskan fungsi dan makna kearifan lokal (local wisdom)!
Jawab:                                    
a.      Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam.
Mengingat sumber daya alam yang terdapat di dunia ini yang terbatas dibandingkan dengan kebutuhan manusia yang tidak terbatas
b.      Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia.
Kearifan lokal tidak hanya dijadiakan sebagaia acuan tingkah laku melainkan mampu mendinamisasi kehidupan masyarakat yang beradab. Misalnya berkaitan dengan upacara daur hidup seperti upacara kelahiran dan kematian. Kearifan lokal menuntut manusia untuk menggunakan dan mendayagunakan akal pikirannya alam menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal
c.       Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Yang merupakan hasil dari hasil karya, cipta dan rasa manusia serta sebagai sumber energi potensial dari sistem pengetahuan kolektif masyarakat untuk hidup bersama secara dinamis dan damai. Misalnya pada upacara saraswati, kepercayaan dan pemujaan pada pura Panji
d.      Berfungsi sebagai petuah/nasihat, kepercayaan, sastra dan pantangan.
Sebagai entitas yang sangat menentukan harkat dan martabat manusia dalam komunitasnya
e.      Bermakna sosial
Maksudnya bermakna bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain, misalnya upacara integrasi komunal/kerabat dan upacara daur pertanian
f.        Bermakna etika dan moral
Sebagai hasil penerapan adanya kearifan lokal yang telah diterapkan untuk membentuk pribadi manusia yang berakhlak mulia, yang terwujud dalam upacara Ngaben dan penyucian roh leluhur
g.      Bermakna politik
Terkait dengan sistem kekuasaan yang berlaku dimana kearifan sosial tersebut ada, misalnya upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron client 

4.      Berikan contoh Kearifan Lokal (Local Wisdom) yang ada di daerah anda disertai dengan penjelasan makna dan fungsinya! (3 saja)
Jawab:
a.       Kearifan lokal dalam menggerakan PKK di Kabupaten Purbalingga
Penjelasannya: penggerakan PKK dilakukan dengan sistem Kader, dan Door to door, dalam melaksanakan pembinaannya sampai ke tingkat grassroot.
Fungsinya akan menggugah semangat dan motivasi masyarakat untuk berkarya nyata dalam memperbaiki kehidupan keluarga, dimana hal tersebut merupakan tonggak terwujudnya kesejahteraan masyrakat yang merupakan tugas pokok pemerintah
b.      Kearifan lokal dalam memelihara dan mengembangkan warisan nenek moyang
Penjelasannya: warisan nenek moyang seperti kegotong royongan, kebersamaan dan tolong menolong, untuk tetap dilestarikan dan dijadikan falsafah dalam kehidupan bermasyarakat.
Fungsinya agar tercipta kehidupan masyarakat yang aman, damai dan sejahtera karena tetap mengembangkan nilai positif yang telah diajarakan oleh nenek moyang kita
c.       Kearifan lokal dalam mendukung pelaksanaan program pemerintah
Penjelasannya: kita sebagai masyarakat wajib medukung dan melaksanakan berbagai program kerja pemerintah dalam berbagai bidang, salah satunya dalam bidang pendidikan. Program tersebut antara lain pemberantasan buta aksara, memotivasi pelaksanaan paud dan pendidikan luar sekolah serta mampu memberikan motivasi pelaksanaan wajib belajar.
Fungsinya agar tercipta generasi muda yang berkualitas sehingga masa depan bangsa terjamin dan bangsa kita tidak dipandang sebelah mata lagi bahkan bangsa kita dapat bersaing secara sehat denagn bangsa-bangsa lain yang telah maju
d.      Kearifan lokal dalam pelaksanaan acara-acara kantor di jajaran Pemkab
Penjelasannya: pelaksanaan acara kantor di jajaran Pemkab menggunakan snack yang berasal dari bahan-bahan lokal. Kurangi jenis makanan yang banyak dijual di toko-toko makanan, tetapi lebih banyak menggunakan makanan yang berasal dari lokal Purbalingga. Sejatinya banyak makanan dan jajanan lokal dari Purbalingga yang lezat rasanya. Beberapa jajanan itu termasuk tujuan wisata kuliner wisatawan yang datang ke Purbalingga. Sebut saja, ada soto kriyik, soto so, soto Jatisaba, gule melung, buntil Kutasari, dan berbagai jajanan dan makanan yang patut sebagai sajian. ”Buntil Kutasari misalnya, selain rasanya yang khas dan nikmat, juga apabila dikemas dengan bagus dan bisa bertahan lama, bisa sebagai oleh-oleh para tamu.
Fungsinya agar kearifan lokal dalam melestarikan makanan khas daerah walaupun dianggap sebagai hal yang kecil namun akan berdampak amat besar bagi kelestarian tradisi dan kebudayaan lokal
e.       Kearifan lokal dalam pelestarian kebudayaan lokal melalui suatu ajang perfilman
Penjelasannya: Purbalingga Film Festival (PFF) merupakan ajang kompetisi kreatifitas dan potensi pelajar SMA/SMK/MA se-Banyumas Raya di bidang sinematografi. Ajang ini menjadi salah satu elan positif bagi perkembangan industri kreatif di tingkat pelajar. Saat ini PFF menjadi satu-satunya barometer perkembangan sinematografi di Banyumas.
Tahun 2009 ini PFF masuk usia ketiga. PFF pertama digelar pada tahun 2007. Pada tahun pertama PFF sempat mendapat ‘sparing patner’ yaitu perhelatan yang sama bertajuk Festival Film Banyumas (FFB) yang digagas Komunitas Jurnalis Televisi Purwokerto (KJTP). Namun ajang ini hanya sekali digelar.
Dari tiga kali PFF (Tahun 2007, 2008, dan 2009), telah muncul sekitar 50 judul film pendek Banyumas. Begitu banyak tema yang diangkat dalam film-film karya pelajar tersebut. Kearifan lokal telah menjadi mindset dan ideologi film-film ini. Fungsinya agar kearifan lokal tetap terjaga kelestariannya dengan tetap mengikuti dinamika yang terjadi dalam masyarakat dan tetap menjaga keaslian serta kemurnian nilai kerifan lokal. Dalam hal ini penyelenggaraan PFF juga ternyata telah turut merayakan semangat multikulturalisme dan pluralitas budaya berbasis kearifan lokal Banyumas yang dirasa telah mulai mengalami pemudaran

 5.      Buatlah contoh Kearifan Lokal yang dapat anda manfaatkan sebagai media atau pun sebagai sumber pembelajaran dalam mengajarkan Pendidikan IPS di sekolah! Jelaskan pula nilai-nilai apa yang terkandung dalam kearifan lokal tersebut sebagai sarana internalisasi nilai-nilai kepada peserta didik!
Jawab:
Contoh kearifan lokal yang saya manfaatkan sebagai media atauoun sebagai sumber pembelajaran dalam mengajarakan Pendidikan IPS di sekolah adalah ”Kearifan lokal dalam pelestarian kebudayaan lokal melalui suatu ajang perfilman”
Film, dalam konteks media masa lewat sajian yang selektif dan penekanan pada tema-tema tertentu akan menciptakan kesan tertentu pada penonton (Melvin DeFleur). Artinya film berkuasa mendefisinikan norma-norma budaya masyarakat.
Budaya adalah tentang keberadaan kelompok-kelompok sosial yang memberikan mereka identitas. Kebudayaan merupakan batasan norma dalam hidup manusia. Di dalamnya terdapat respon manusia terhadap masyarakat, atau lingkungannya, dan dunia secara umum.
Kebudayaan oleh Koentjaraningrat disyaratkan memiliki tujuh unsur esensial, yaitu: Bahasa, sebagai perwujudan budaya yang digunakan untuk berkomunikasi. Kemudian sistem pengetahuan, sistem organisasi kemasyarakatan, sistem peralatan hidup, dan teknologi. Berikutnya, sistem mata pencaharian, sistem religi, dan upacara keagamaan, dan terahir adalah kesenian.
Kesenian merupakan unsur budaya yang mengacu pada estetika yang berasal dari ekspresi hasrat manusia. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks termasuk film.
Konsistensi isu dalam film Banyumas menjadi menarik. Mengingat khasanah budaya Banyumas saat ini mulai memudar, tergerus arus budaya asing. Keajekan pada unsur–unsur budaya lokal menjadi tanda utama atau bahkan simbol film Banyumas.
Sebagai produk budaya, keberadaan film Banyumas menyimpan potensi sebagai media dokumentasi budaya atau videografi budaya. Videografi merupakan media komunikasi yang cukup efektif dalam rangka pelestarian dan perayaan keragaman budaya lokal.
Pasal 3 Undang-undang No. 8 Tahun 1992 tentang Perfilman, menyebutkan bahwa film diarahkan antara lain untuk pelestarian dan pengembangan budaya bangsa, peningkatan kecerdasan bangsa, pengembangan potensi kreatif di bidang perfilman, dan penyajian hiburan yang sehat sesuai dengan norma-norma kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal tersebut antara lain:
a.       Nilai kebudayaan lokal yang tetap terus terjaga
Sebagai contoh jika dalam tayangan film terdapat scene tradisi membatik. Berarti sebuah tradisi ‘langka’ yang sudah mulai memudar telah mulai menemukan jalan keluarnya karena paling tidak telah diperkenalkan kepada peserta didik. Karena mengenal adalah awal dari rasa ingin tahu seseorang untuk menggali sesuatu
b.      Nilai sosial
Seperti sikap pantang menyerah seorang tokoh film protagonis dalm mempertahankan kebenaran. Serta nilai sosial lan seperti nilai-nilai kejujuran, toleransi, dan budi pekerti
Jadi media perfilman menjadi salah satu bidang atau sumber pembelajaran yang sangat potensial dalam upaya melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam kearifan lokal suatu daerah. Seorang pendidik dalam bidang pendidikan ilmu pengetahuan sosial dapat menyajikan media perfilman ini dengan terlebih dahulu memilih judul film yang dapat mencerminkan berbagai nilai-nilai kearifan lokal. Selain pembelajaran tersebut terkesan santai ternyata pembelajaran dengan cara demikian dapat lebih efektif dilakukan karena dengan psikologi anak yang senang tentu anak dapat lebih cepat dalam menangkap pembelajaran yang dilakukan.

 by : poespha

0 Response to "uts tradisi dan kearifan lokalQ"

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Mas/mb
Kami senang Jika anda berkenan