MASUKNYA ISLAM AKULTURASI BUDAYA HINDU-BUDHA DAN ISLAM PADA KERAJAAN SAMUDRA PASAI




BAB II
PEMBAHASAN

A.     BUKTI MASUKNYA ISLAM KE IONDONESIA
Berdasarkan bukti-bukti yang diketemukan di Indonesia, para ahli menafsirkan bahwa agama dan kebudayaan Islam diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 M, yaitu pada masa kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Penafsiran para ahli ini diperkuat dengan berita-berita bahwa pada masa itu telah terdapat pedagang-pedagang Arab yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya, bahkan mereka telah memiliki perkampungan-perkampungan tempat tinggal sementara di pusat Kerajaan Sriwijaya.
Pendapat lain membuktikan bahwa agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India). Hal ini dilihat dari penemuan unsur-unsur Islam di Indonesia yang memiliki persamaan dengan India seperti batu nisan yang dibuat oleh orang-orang Kambay, Gujarat. Berdasarkan bukti-bukti ini, para ahli membuat sebuah kesimpulan bahwa agama dan kebudayaan Islam telah masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M dibawa para pedagang dari Arab, Persia dan India (Gujarat).

B.     SUMBER BERITA MASUKNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM KE INDONESIA
1.      Berita Arab. Berita ini diketahui melalui para pedagnag Arab yang melakukan aktivitasnya dalam bidang perdagangan dengan bangsa Indonesia. Para pedagang Arab telah datang ke Indonesia sejak masa Kerajaan Sriwijaya yang menguasai jalur pelayaran di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Selat Malaka pada masa itu. Hubungan pedagnag Arab dengan Kerajaan Sriwijaya terbukti dengan adanya sebutan para pedagnag Arab untuk Kerajaan Sriwijaya, yaitu Zabaq, Zabay atau Sribusa.
2.      Berita Eropa. Berita ini datangnya dari Marcopolo. Ia adalah orang Eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah Indonesia, ketika ia kembali dari Cina menuju Eropa melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari kaisar Cina untuk mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kaisar Romawi. Dlam perjalannannya itu ia singgah di Sumatera bagian utara. Di daerah ini ia kan menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu Kerajaan Samudera denagn ibukotanya Pasai.
3.      Berita India. Berita ini menyebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan penting dalam penyebaran agam dan kebudayaan Islam di Indonesia. Karena disamping berdagang mereka aktif mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada setiapa masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah pesisir pantai.
4.      Berita Cina. Berita ini berhasil diketahui melalui catatn dari Ma-Huan seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatkan mallalui tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Pulau Jawa.
5.      Sumber Dalam Negeri. Terdapat sumber-sumber dari dalam negeri yang menerangkan berkembangnya pengaruh Islam di Indonesia. Pertama, penemuan sebuah batu di Leran. Batu bersurat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab, yang sebagian tulisannya telah rusak.

C.     SALURAN PENYEBARAN ISLAM
1.      Perdagangan. Sejak abad ke-7 M, para pedagang Islam dari Arab, Persia dan India telah ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini menimbulkan jalinan hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dan para pedagang Islam juga menyampaikan dan mengajarkan agama dan budaya Islam kepada orang lain. Dengan cara tersebut, banyak pedagang Indonesia yang memeluk agama Islam dan mereka itu pun menyebarkan agama dan budaya yang baru dianutnya kepada orang lain. Dengan demikian, secara bertahap agama dan budaya Islam tersebar dari pedagang Arab, Persia, India kepada masyarakat Indonesia.
2.      Perkawinan. Para pedagnag Islam melalkukan kegiatan perdagangan dalam waktu yang cukup lama, banyak di antara mereka yang menetap dalam waktu yang cukup lama di suatu daerah. Keadaan ini dapat mempererat hubungan mereka dengan penduduk pribumi atau dengan kaum bangsawan pribumi. Jalinan hubungan yang baik ini kadang diteruskan dengan adanya perkawinan antara putri akum pribumi dengan para pedagang Islam. Melalui perkawinan inilah terlahir seorang muslim. Lambat laun terbentuk masyarakat muslim dengan adat Islam hingga pada suatu saat terbentuknya sebuah kerajaan Islam
3.      Politik. Pengaruh kekuasaan seorang raja berperan besar dalam proses Islamisasi. Ketika seorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga akan mengikuti jejak rajanya. Rakyat memiliki kepatuhan yang tinggi dan seorang raja selalu menjadi panutan bahkan menjadi tauladan bagi rakyatnya. Setelah terisolasinya agama Islam, maka kepentingan politik dilaksanakan melalui perluasan wilayah kerajaan, yang didikuti dengan penyebaran agama Islam.
4.      Pendidikan. Para ulama, guruguru agama, ataupun para kyai juga memiliki peranan penting dalam penyebaran agama dan budaya Islam. Mereka menyebarkan agama Islam melalui bidang pendidikan, yaitu dengan mendirikan pondok-pondok pesantren. Pondok pesantren ini merupakan tempat pengajran agama Islam bagi para santri. Mereka kemudian menyebarkan dan mengembangkan agama Islam ke masyarakat, bahkan setiap santri selalu berusaha untuk dapat membangun tempat ibadah.
5.      Kesenian. Saluran kesenian dapat dilakukan dengan mengadakan pertunjukkan seni gamelan seperti yang terjadi di Yogyakarta, Solo, Cirebon dan lain-lain. Seni gamelan ini dapat mengundang masyarakat untuk berkumpulan dan selanjunya dilaksanakan dakwah keagamaan. Doi samping seni gamelan juga terdapat seni wayang. Pertunjukan seni wayang sangat digemari leh masyarakat. Melalui ceritera-ceritera wayang itu para ulama menyisipkan ajaran agama Islam, sehingga masyarakat dengan mudah menangkap dan memahami agama Islam.
6.      Tasawuf. Para ahli tasawuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama di tengah-tegah masyarakatnya. Para ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu masyarakat, di antaranya ahli dalam menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Mereka juga aktif menyebarkan dan mengajarkan ajaran agama Islam. Penyebaran agama Islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, alam pikiran dan budaya masyarakat pada saat itu, sehingga ajaran-ajaran Islam dengan mudah dapat diterima oleh masyarakat. Ahli tasawuf pada masa itu antara lain Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa.

D.    PROSES DAN LATAR BELAKANG MUNCULNYA KERAJAAN ISLAM PERTAMA DI INDONESIA
Sejak masa lampau wilayah Indonesia telah dikenal dalam bidang pelayaran perdagangan yang bersifat internasional. Perdagangan itu dilakukan dengan menyusuri pantai-pantai dan melewati beberapa kota pelabuhan. Van Leur mengubaratkan bahwa perdagangan itu bagaikan benang emas yang sanagt halus di sepanjang pantai. Bahkan perdagangan dan pelayaran sejak abad pertama Masehi sampai lebih kurang tahun 1500 M tidak pernah mengalami perubahan.
Apabila dilihat dari posisi Indonesia di tengah-tengah jalur perhubungan antara Barat dan Timur, hubungan itu akan melalui Selat Malaka dan melalui wilayah bagian barat. Akibat ramainya perdagangan dan pelayaran melalui daerah-daerah itu, muncullah bandar-bandar perdagangan. Juga sebagai tempat persinggahan dan sebagai tempat melakukan perdagangan. Bandar-bandar perdagangan itu menjadi pusat perdagangan yang sangat ramai dan sangat penting. Bahkan antara pusat perdagangan yang satu dengan yang lainnya memiliki hubungan yang sangat erat. Sementara itu, bandar-bandar perdagangan di wilayah Indonesia semakin penting kedudukannya. Hal itu diketahui, bahwa Indonesia juga menjadi penghasil barang-barang dagangan yang laku di pasaran dunia.
Aktivitas pelayaran dan perdagangan yang melalui Selat Malaka atau wilayah Indonesia bagian barat, memiliki pengaruh sangat besar terhadap perkembangan Islamdi kepulauan Indonesia. Perdagangan yang dilakukan oleh para pedagnag Islam di Indonesia. Kota-kota dagang itu, menjadi tempat pertemuan antar pedagang Islam di wilayah Indonesia.
Para pedagang Islam yang datang ke wilayah Indonesia berasal dari berbagai bangsa, seperti para pedagang Islam Arab, Persia, India dan juga Mesir. Para pedagang Mesir yang melakukan perdagangan ke wilayah Indonesiasemakin bertambah banyak. Di samping itu, Sultan Mesir mempunyai keinginan untuk menguasai pasaran rempah-rempah, yaitu dari sumber rempah-rempah yang ada di wilayah Indonesia hingga ke pusat pemasaran rempah-rempah yang ada di Laut Tengah.
Dalam rangka mencapai keinginannya itulah, Sultan Mesir mengirim armada lautnya di bawah pimpinan Laksamana Nazimuddin Al Kamil. Sasaran utama dari pasukan Mesir itu adalah menguasai tempat-tempat yang dipandang strategis. Maka untuk menguasai jalur perdagangan satu-satunya yaitu Selat Malaka, maka di ujung utara pulau Sumatera didirikan sebuah kerajaan Islam yang bernama Kerajaan Samudera Pasai.
Kerajaan Samudera Pasai mengalami perkembangan yang sangat pesat. Terlebih lagi apra pedagnag Islam dalam melakukan kegiatannya melalui Selat Malaka, sehinggan abndar-bandar perdagangan atau kota-kota pelabuhan dari Kerajaan Samudera Pasai mempunyai fungsi yang sangat strategis, yaitu sebagai tempat peristirahatan, pertemuan antara para pedagang, atau sebagai pusat-pusat perdagangan pada masa itu.
Kerajaan Samudera Pasai, bukan hanya berfungsi sebagai pusat pertemuan antar apara pedagang Islam dari arah barat dan dari arah timur, tetapi juga sebagai pusat penyebaran agama Islam baik di wilayah Indonesia maupun wilayah Asia Tenggara lainnya. Bahkan dengan semakin ramainya aktivitas perdagangan dari para pedagang, dapat memberikan keuntungan besar bagi Kerajaan Samudera Pasai. Bahkan hal itu, juga menjadi pendorong munculnya kota dagang Islam di beberapa wilayah Indonesia. Kota-kota dagang Islam itu kemudian berubaha menjadi pusat-pusat kerajaan Islam yang berkembang pada masa berikutnya.
Dengan demikian, munculnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu Kerajaan Samudera Pasai mempunyai pengaruh besar terhadap berdiri dan berkembangnya kerajaan Islam pada masa berikutnya.

E.     PERKEMBANGAN TRADISI ISLAM DI BERBAGAI DAERAH DARI ABAD KE-15 SAMPAI ABAD KE-18
Budaya Islam di Indonesia telah berpengaruh dalam segala aspek kehidupan bagsa Indonesia. Namun dalam perkembangan tradisi Islam di berbagai daerah di Indonesia, pola dasar kebudayaan setempat yaiutu tradisional masih tetap kuat, sehingga terdapat suatu wujud dan bentuk perpaduan budaya tradisional Indonesia dengan budaya Islam. Perpaduan budaya itu disebut dengan akulturasi budaya. Perpaduan budaya tradisi Islam dengan tradisi Indonesia terlihat dengan jelas pada hasil-hasil budayanya seperti seni bangunan, aksara atau seni rupa , seni sastra dan alin sebagainya.
Di samping hasil-hasil budaya tersebut perkembangan tradisi Islam di Indonesia dapat diketahui dari kehidupan sosial dalam masyarakat di berbagai daerah Indonesia. Dalam tradisi Islam, kehidupan sosial masyarakatnya tidak mengenal sistem kasta seperti yang terdapat dalam kehidupan sosial masyarakat Hindu. Bahkan berdasarkan ajaran dari agama Islam tidak ada golongan dalam kehidupan sosial masyarakat. Setipa masyarakat memiliki derajat dan hak yang sama.
Adanya persamaan derajat dan hak yang sama ini menyebabkan perkembangan tradisi Islam di berbagai daerah di Indonesia semakin bertambah pesat, terutama pada masyarakat yang terletak di daerah pesisir pantai atau masyarakat yang berada di kota bandar perdagangan. Di kota banadar perdagangan itu jumlah masyarakat yang mebganut agama Islam semakin bertambah besar. Bahkan pertumbuhan yang cukup pesat itu mendorong masyarakat Islam untuk membangun dan mengembangkan sistem pemerintahan dalam bentuk pemerintahan kerajaan. Suatu kerajaan Islam diperintah oleh seorang raja dengan gelar ”sultan” dan pergantian tahta kerajaan ditentukan secara turun-temurun atau dapat juga terjadi pemberintakan dari kerajaan bawahannya.
Namun, serjal abad ke-15 hingga abad ke-18, tradisi Islam hampir mempengaruhi seluruh sektor kehidupan bangsa Indonesia dan hanya di beberapa tempat belum terjamah oleh perkembangan agama dan budaya Islam. Masayarakat yang belum tersentuh oleh perklembangan tradisi, srperyt agama dan budaya Islam, masih tetap mengembangkan budaya tradisionalnya. Msyarakat yang belum terpengaruh oleh perkembangan budaya dan agama Islam itu sebagian besar berada di daerah pedalaman wilayah Indonesia. Tetapi lambat laun perkembangan Islam semakin mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Bahkan hingga dewasa sekarag ini, lebih dari 75% masyarakat Indonesia memeluk agama Islam.
Sementara itu, perkembangan tradisi Islam di berbagai daerah di Indonesia, juga memepengaruhi sistem pemerintahan kerajaan di Indonesia. Dlam menjalankan pemerintahan seorang sultan berdasarkan pada sistem pemerintahan yang bersumber pada kitab suci, yaitu Al-Qur’an dan Hadits Nabi.
Dengan demikian, perkembangan tradisi Islam di beragai daerah Indonesia sejak abad ke-15 sampai abad ke-18 mengalami perkembangan yang cukup pesat, walaupun pada masa itu berkembangnya kekuasaan bangsa Eropa di wilayah Indonesia. Di samping itu, Islam juga dapat mempersatukan mesayarakat ndonesia di dalam menghadapi kekuasaan bangsa Eropa di wilayah Indonesia.

F.      SISTEM BIROKRASI PADA KERAJAAN YANG BERCORAK ISLAM
Sejak masuk dan berkembangnya agama dan kebudayan Islam di Indonesia, terjadi berbagai bentuk perubahan maupun pembaaruan di berbagai sektor kehidupan bangasa Indonesia. Sistem pemrintahan atau sistem birokrasi pada Kerajaan Islam yang pernah berkuasa, memiliki banyak persamaan, hanya saja penyebutan dari masing-masing daerah berbeda. Di samping itu, seorang araja tidak mungkindapat menjalankan pemerintahannya tanpa dibantu oleh para pembantunya itu.

G.    PERUBAHAN SISTEM SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT YANG DIPENGARUHI
1.      Raja dan Bangsawan. Di ibukota kerajaan terdapat golongan raja dan kaum bangsawan sebagai golongan penguasa. Mereka berdiam diri di istana atau keraton dalam bentuk rumah bangsawan yang megah. Adat tat cara kehidupan mereka bercoerak feodal atau taa cara kehidupan keraton yang serba dimuliakan. Mereka adalah kaum bangsawan atau kaum ningrat yang terhormat.
2.      Pemuka Agama. Kaum ulama dan para pemuka agama seperti kyai dan sebagainya mendapat tempat yang tinggi di masyarakat. Masyarakat memandang para ulama itu sebgai pimpinan dan mereka mematuhi nasihat-nasihatnya. Golongan ulama yang terkenal dalam abad ke-15 dan 16 adalah para wali yang berjumlah sembilan orang. Para wali itu bukan hanya tokoh pemimpin agama. Melainkan juga sebagai tokoh masyarakat.

H.    PEMBENTUKAN JARINGAN EKONOMI DAN INTELEKTUAL DALAM MASYARAKAT
1.      Pembentukan Jaringan Ekonomi. Wilayah Indonesia merupakan sebuah negeri kepulauan yang dihubungkan dengan perairan lau dan selat. Keadaan alam ini mengembangkan dasar kehidupan maritim, baik kehidupan sebagai nelayan atau pelayaran perdagangan samudera. Drah dan jiwa maritim tela diperlihatkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia sejak zaman pra sejarah, yaitu kedatangan bagnsa rumpun Melayu Austrinesia ke daerah kepulauan selatan anatar 200-300 SM.
2.      Intelektual Islam dalam Masyarakat. Perkembangan Malaka sebaga pusat perdagangan Islam, juga amendorong Malaka menjadi pusat penyebaran agama Islam di Asia tenggara. Hal ini disebabkan, bahwa Bandar Malaka bukan saja sebagai tempat pertemuan kaum intelektual Islam. Bahkan para pedagang Islam dari Indonesia yang datnag ke Malaka, bukan saja melakukan kegiatan perdagangan, tetapi juga memperdalam ajaran agama Islam. Para pedagang Islam yang telah belajar dan memeralam ajaran agama Islam di Malaka, diharapkan setelah kembali ke daerahnya dapat menyebarkan agama Islam dan adapat membangun tempat beribadah seperti langgar, mushola atau masjid.
I.       KERAJAAN SAMUDERA PASAI
1.      Letak Kerajaan
Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajan pertama di Indonesia yang menganut agama Islam. Secara geografis, Kerajaan Samudera Pasai terletak di daerah pantai timur Pulau Sumatera bagian utara yang berdekatan dengan jalur pelayaran perdagangan internasional pada masa itu, yakni Selat Malaka. Dengan posisi yang strategis ini, Kerajaan Samudera Pasai berkembang menjadi kerajaan Islam yang cukup kuat pada masa itu.
2.      Kehidupan Politik
Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai tidak dapat diketahui dengan pasti. Tetapi para ahli berhasil menemukan buki tentang perkembangan kekuasaan Kerajaan Smudera Pasai. Rja-raja yang yang pernah memerintah Kerajaan Samudera Pasai anatara lain Nazimudin al Kamil, Sultan Malukul Saleh, Sultan Malikul Thahir. Ketika Kerajaan Malaka muncul dan berkembang sebagai pusat perdagangan di Selat Malaka, kedudukan Kerajaan Smudera Pasai sebagai daerah perdagangan mulai redup.


3.      Kehidupan Ekonomi
Letak geografis Samudera Pasai di tepi Srlat Malaka sangat strategis, karena merupakan jalur perdagangan yang menghubungkan antara dunia Barat dan dunia Timur. Hal ini sangat mendukung kreativitas masyarakatnya untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera Psai juga mempersiapkan bandar yang digunakan untuk menabah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya, mengurus soal atau masalah perkaalan, mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri dan menyimpan barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia.
4.      Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Psai diatur menurut aturan dan hukum Islam. Dlam pelaksanaanya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupu di Arab. Kemungkinan berkembangnya pengaruh dari Mesir maupun Arab di Kerajaan Samudera Pasai disebabkan kareana pendiri Kerajaan Samudera Psai adalah Nazimuddin al-Kamil (seorang laksamana laut dari Kerajaan Mesir).
5.      Kehidupan Budaya
Sebagai kerajaan yang terjun dalam dunia maritim tidak banyak terdapat atau ditemukan peninggalan budaya. Walaupun ada penemuan benda kebidayaan dari zaman Kerajaan Samudera Pasai, anmun tidak sepenuhnya merupakan asil karyanya, se[erti penemuan batu nisan dan jirat raka putri Pasai yang didatngkan dari Kambayat. Selain enemuan dari amkam Raja Samudera Pasai tidak pernaha terdengar perkembangan seni budaya masyarakat.


0 Response to "MASUKNYA ISLAM AKULTURASI BUDAYA HINDU-BUDHA DAN ISLAM PADA KERAJAAN SAMUDRA PASAI"

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Mas/mb
Kami senang Jika anda berkenan