BAB I
PENDAHULUAN
Munculnya ilmu pengetahuan adalah karena karakter unik yang dimiliki oleh manusia yaitu hasrat/keinginan untuk mengetahui. Manusia mempuyai rasa ingin tahu terhadap benda-benda di sekelilingnya, alam sekitar, matahari, bulan, tanaman, hewan dan semua makhluk hidup yang lainnya. Tidak sampai di sini, manusia juga mempunyai hasrat untuk mengetahui tentang hakikat dirinya sendiri (antroposentris).
Rasa ingin tahu ini tidak dimiliki oleh makhluk lain, sebagaimana tanah, batu, angin, air. Bisa saja mereka dikatakan melakukan gerakan, namun gerakan itu hanya terbatas karena pengaruh ilmiah yang bersifat kekal. Bagaimana tentang binatang atau tumbuhan? Sebatang pohon menunjukkan aktivitas pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan itu hanya untuk mempertahankan kelestaria hidupnya yang bersifat tetap. Akar bergerak mencari sumber makanan dan air, daun bergerak menuju arah cahaya. Tentu saja kecenderungan itu berlangsung sepanjang zaman. Binatang seperti ikan, burung, harimau dan binatang lain yang mempunyai tingkat eksplorasi yang lebih tinggi dari tumbuhan misalnya, mereka semua melakukan aktivitas. Namun tentu saja hanya terbatas bertujuan untuk mencari sumber makanan, menghindari sumber bahaya atau untuk melestarikan kehidupanya. Hal semacam itu bisa dikategorikan kepada pengetahuan, namun pengetahuan itu tidak akan bisa berkembang. Dengan kata lain tidak berubah dari zaman ke zaman. Rasa ingin tahu seperti itu oleh Asimov (1972) disebut dengan instink atau idle curiousity. Kemampuan ini hanya bekerja untuk tiga hal, mencari makan, melindungi diri, dan berkembang biak.
Begitu juga dengan manusia yang jelas-jelas dalam Al-Quran diamanahi sebgai khalifah di bumi ini, tentu hal ini menimbulkan konseuensi, yaitu keutamaan manusia dari makhluk yang lainya.Yang membedakanya dari makhluk lain adalah bahwa curiousity manusia selalu berkembang. Setelah menemukan tentan apa-nya, mereka juga ingin tahu tentang bagaimana dan mengapa.
Kalau kita mengalami masalah, nasib buruk, kaum marxis jelas menganggap itu bukan karena takdir Tuhan, karena Tuhan tidak mempunyai tempat bagi kaum marxis leninis. Nasib buruk adalah buah pola pikir kita yang salah, sehingga setiap kita mengalaminya pasti ada kesalahan pola pikir atau analisa di mind kita. Pola pikir perlu direkonstruksi terus menerus sesuai perubahan jaman agar kita tetap survive dan compatible dengan zaman.
Setelah membaca konsep materialisme, saya menganggap bahwa pada dasarnya semua manusia adalah bodoh, manusia hanya menerima materialisme informasi baik dari alam, atau diskusi dengan teman, atau dari buku. Semakin banyak materialisme yang masuk itu berarti data di otak kita akan lebih banyak lagi. Kaum empiriokritisme menganggap bahwa akal sebenarnya tidak bekerja tapi yang ada hanyalah materialisme-materialisme yang masuk ke mind.
Manusia mempunyai kemampuan intuisi, ini sebenarnya menurut saya adalah kemampuan olah data yang ada di otak dengan frekuensi otak rendah/bawah sadar atau kemampuan menyambung-nyambungkan data material yang ada di otak saja. Intuisi menurut saya bukanlah sesuatu dari God, bukan pula pemahaman mendadak, tapi ia adalah suatu proses mengolah data, baik data dari buku, manusia lain, alam, atau pengalaman yang bisa dikognisi secara indrawi. Data-data yang berada di alam bawah sadar inilah yang diolah, data tersebut akan lebih tajam dan akurat ketika diperoleh dari pengalaman pribadi.
Peradaban selalu berubah, kulit-kulitnya berubah terus, namun peradaban membentuk suatu pola hakekat yang sama yang tidak berubah. Kemampuan adaptasi perubahan inilah sebenarnya yang menjadi kecerdasan mahluk hidup,kemampuan survival mahluk hidup berada pada kemampuan adaptasi perubahan alam dan jaman. Konon manusia pertama ditemukan di Afrika Selatan (craddle of humankind). Setelah itu menyebar ke seluruh pelosok eropa, asia, china, amerika, dan australia. Penyebaran ini membuat mahluk hidup yang berpindah tempat hidup harus menyesuaikan dengan kondisi barunya. Misal orang afrika yang menjelajah sampai china akan mengalami perubahan fisik dari warna kulit dan tubuh fisik lainnya karena hasil adaptasi alam. Karena mampu survive dan mampu beradaptasi dengan alam barunya mereka lebih memacu akalnya hanya untuk survive. Tidak mengherankan kaum afrika kemajuannya sangat terbelakang karena mereka tidak mengalami adaptasi kondisi alam baru. Mereka tidak punya pengalaman berada di suatu wilayah alam baru.
Kaum imigran biasanya mempunyai kemampuan survive dan kecerdasan berlebih, hal ini sebenarnya tidak terlepas dari kemampuannya mengelola lingkungan baru dalam hidupnya. Untuk itu bagi generasi muda sebaiknya belajar menjadi imigran dan menjadi belajar hidup di negara minoritas agar memahami perbedaan-perbedaan yang ada di dunia ini dan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru sebagai bekal pengetahuannya.
Sebagai contoh hampir semua budaya Indonesia bertolak belakang dengan budaya Russia, mereka tidak suka basa basi dan mengobrol seperlunya, logika-logika hidup keseharian yang dibangun-pun berbeda. Mereka rata-rata tidak mengimani God, tapi mereka tetap bisa hidup tidak kalah bahagia dengan orang-orang yang mengimani God. Disini menunjukkan bahwa relativitas hidup memang benar-benar berlaku di dunia ini. Pola logika hidup di Indonesia tidak sama dengan pola logika hidup di Russia.
Logika-logika idealis yang dibangun di Indonesia, misal berbuat baik membuahkan hasil baik, belum tentu dianut di Russia. Sedekah membawa berkah juga tidak berlaku disana, dan masih banyak perbedaan-perbedaan lain yang hanya bisa dipahami ketika berada di masyarakat Russia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. CIRI DAN CARA BERPIKIR MANUSIA
Manusia sebagai makhluk mempunyai ciri-ciri diantaranya:
1. Memiliki organ tubuh yang kompleks dan unik terutama otak
2. Adanya petukaran zat
3. Respon terhadap rangasangan dari luar dan dalam tubuh
4. Potensi untuk berkembang biak
5. Tumbuh dan bergerak
6. Berintegrasi dengan lingkungan
7. Mati.
1. Memiliki organ tubuh yang kompleks dan unik terutama otak
2. Adanya petukaran zat
3. Respon terhadap rangasangan dari luar dan dalam tubuh
4. Potensi untuk berkembang biak
5. Tumbuh dan bergerak
6. Berintegrasi dengan lingkungan
7. Mati.
Maka, inilah yang menjadi alat vital bagi kelestarian peradaban manusia, yaitu mempunyai daya pikir yang lebih kuat dari daya fisik manusia sendiri. Berbeda dengan makhluk yang lain berfisik kuat, namun daya pikirnya lemah.
Dari dorongan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, manusia belajar untuk menciptakan solusi-solusi yang akhirnya berkumpul menjadi kumpulan pengetahuan. Hal ini tidak hanya pada alam sekitar, namun juga pada dirinya sendiri. Manusia pada intinya dapat mengamati fenomena alam sekitar yang berskala besar (makrokosmos) maupun kecil (mikrokosmos).
Berlangsungnya perkembangan pengetahuan tersebut lebih mendapatkan momentumnya karena ditunjang akan kemampuan bertukar informas idengan melakukan aktivitas komunikasi dengan sesama. Begitu juga hal ini didukung oleh sifat manusia yang ingin maju, tidak pernah puas, dan tentu sifat untuk semakin memperbaiki diri.
Mitos, penalaran, dan berbagai cara unntuk memperoleh pengetahuan
Perkembangan yang begitu kentara dari manusia adalah adanya rasa ingin tahu tentang kebutuhan yang bersifat non-fisik, tidak hanya kebutuhan yang dihasilkan dari pengamatan inderawi. Manusia selalu bertnaya pada hal yang bisa memuaskan alam pikiranya. Untuk hal itu mereka selalu mereka-reka sendiri jawaban dari segala pertanyaanya. “apakah pelangi itu?”, tentu itu adalah pertanyaan yang sangat berat bagi mereka dahulu. Dengan segala kemampuanya mereka mejawab bahwa pelangi itu adalah selendang bidadari. Dari sini mereke mendapat pengertahuan baru yaitu adanya bidadari. Contoh lain mengapa gunung meletus?, jawaban dari fenomena out adalah karena yang menunggu gunung itu sedang marah. Dapat lagi satu pengetahuan baru yaitu yang berkuasa. Dengan cara yang sama muncullah pengetahuan serupa yang biasa kita sebut sebagai mitaos.
Perkembangan yang begitu kentara dari manusia adalah adanya rasa ingin tahu tentang kebutuhan yang bersifat non-fisik, tidak hanya kebutuhan yang dihasilkan dari pengamatan inderawi. Manusia selalu bertnaya pada hal yang bisa memuaskan alam pikiranya. Untuk hal itu mereka selalu mereka-reka sendiri jawaban dari segala pertanyaanya. “apakah pelangi itu?”, tentu itu adalah pertanyaan yang sangat berat bagi mereka dahulu. Dengan segala kemampuanya mereka mejawab bahwa pelangi itu adalah selendang bidadari. Dari sini mereke mendapat pengertahuan baru yaitu adanya bidadari. Contoh lain mengapa gunung meletus?, jawaban dari fenomena out adalah karena yang menunggu gunung itu sedang marah. Dapat lagi satu pengetahuan baru yaitu yang berkuasa. Dengan cara yang sama muncullah pengetahuan serupa yang biasa kita sebut sebagai mitaos.
Mitos sendiri merupakan batu loncatan manusia untuk mengenal alam yang non - pragmatis dari alam ini. Mitos disebabkan oleh keterbatasan indera manusia, seperti:
1. alat penglihatan
2. alat pendengaran
3. alat pencium/pengecap
4. alat perasa.
1. alat penglihatan
2. alat pendengaran
3. alat pencium/pengecap
4. alat perasa.
B. KEMAMPUAN INDERA MANUSIA
Kemampuan indera manusia berbeda dari satu dengan yang lainya. Ada yang berkemampuan tajam ada juga yang lemah penglihatanya, penciumanya, atau indera yang lain. Akibat keterabatasan ini maka mngkin saja akan timbul salah tafsir, informasi dan mungkin juga salah pemikiran. Usaha-usah yang telah dilakukan manusia adalah dengan menciptakan alat-alat yang dapat mambantu dalam mengami fenomena lam ini, sekalipun itu terbatas. Namun saja manusia tak akan berhenti hingga mereka telah menduduki puncak kepuasan.
Jadi mitos boleh saja dipakai dalam masyarakat pada waktu itu karena:
· keterbatasan kemampuan indera maupun alat bantunya
· keterbatasan penalaran manusia pada masa itu
· hasrat ingin tahu sudah terpenuhi
Menurut auguste comte (1798-1857), dalam sejarah perkembangan peradaban manusia, baik sebgai individu maupun keseluruhan, berlangsung dalam tiga tahap:
1. tahap teologi/fiktif, dalam tahap ini manusia berusaha untukmencari dan menemukan sebab yang pertama dan tujuan akhir dari segala sesuatu. Tentu saja semua itu dihubungkan kepada kekuatan ghaib diluar kemampuan mereka sendiri. Mereka meyakini adanya kekuatan yang maha hebat yang menguasai semua fenomena alam entah itu dewa atau kekuatan ghaib lainya.
2. tahap filsafat/fisik/abastrak, tahap ini hampir sama dengan tahap sebelumnya. Hanya saja mereka mendasarkan semua itu pada kamampuan akalnya sendiri,akal yang mampu untuk melakukan abstraksi antuk menemukan hakikat sesuau .
3. tahap positif/ilmiah riil, merupakan tahap di mana manusia mampu untuk melakukan aktivitas berpikir secara positif atau riil. Kemampuan ini didapatkan melalui uasaha pengamatan, percobaan, dan juga perbandingan.
Jika kita hubungkandengan mitos yang dilakukanmanusia, hal itu diperoleh karena keterbatasa pengalaman dan pemikiran, sehingga apa saja yang tidak dapat mereka temukan jawabanya, itu adalah hal yang diluar kuasa mereka. Yaitu apa saja yang dikuasai oleh kekuatan ghaib di luar daya mereka. Mitos sangat berpengaruh pada waktu itu, bahkan sampai sekarang pun masih saja ada suatu komunitsa yang belum lepas dari jeratan mitos.sebgaiamana yang kita temukan dalam masyrakat sekitar kita dengan menanggapi realitas dengan melakukan penyembahan, selamatan, tari-tarian, dan lagu-laguan.
Manusia secara tereus menerus mengembangkan pengetahuanya tidak hanya menyangkut kebutuhan hidup. Mereka mencoba untuk merumuskan mana yang baik dan man yang buruk, iandah dan jelek.
BAB III
A. POLA PIKIR MANUSIA
Manusia yang jelas-jelas dalam Al-Quran diamanahi sebagai khalifah di bumi ini, tentu hal ini menimbulkan konseuensi, yaitu keutamaan manusia dari makhluk yang lainnya.Yang membedakanya dari makhluk lain adalah bahwa curiousity manusia selalu berkembang. Setelah menemukan tentang apa, mereka juga ingin tahu tentang bagaimana dan mengapa.
Kemampuan manusia untuk mengkombinsikan daya pikirnya yang telah di dapat sebelumnya dengan pengetahuan baru ini akan membuat manusia semakin memperkaya diri dengan perbendaharaan pengetahuan. Sekedar contoh, manusia purba dahulu yang hanya bertempat tinggal di gua-gua, dengan akumulasi pengetahuanya berhasil menciptakan inovasi bagi kenyamanan dirinya. Mereka telah berhasil menciptakan rumah-rumah di atas pohon. Bahkan sekarang telah berhasil menciptakan gedung-gedung pencakar langit yang begitu menjulang. Apakah kita pernah menemukan ada seekor haimau yang hidup di dalam apartemen mewah yang indah sebagaimana manusia?
Rasa ingin tahu ini masih saja berkembang sampai sekarang, bahkan tidak hanya terbatas pada kebutuhan-kebutuhan yang bersifat praktis belaka, namun sudah sampai ke dalam tingkat hal-hal yang lebih efektif yaitu mendayagunakan seluruh alam ini, bahkan sampai kepada hal-hal yang menyangkut keindahan.
B. KEMAMPUAN BERPIKIR
Berpikir adalah kemampuan penalaran mansuai dengan proses yang benar. Penalaran mreupakan usaha logis dan analaisis untuk menemukan jawaban atas berbagai pertanyaaan. Kemampuan ini tidak didapat melalui perasaan. Namun tentu ada pengetahuan yang bersumber dari bukan penalaran, yaitu:
1. pengambilankeputusan berdasarkan perasaaan
2. intuisi,kegiatanberpikir yang tidak analisis. Intuisi adalah pengetahuan yang timbul dari pengetahuan-pengetahuan terdahulu, intusi bisa saja timbul menyelesaikan permasalahan tanpa proses berpikir yang sistematis.
3. wahyu, merupakan sumber pengetahuan yang paling tnggi.
4. trial and error, mencoba dan menmukan kegagalan, mencoba lagi dan gagal lagi hingga menemukan cara yang benar-benar tepat.
Puncak hasil pemikiranmanusia tesebut didapat pada zaman babylonia (700-600 SM). Pendapat ereka adalah bahwa bumi itu merupakan ruangan atau selungkup. Bumi itu lantai dan langit adalah atapnya. Horoskop, merupakan hasil dari peradaban ini. Yaitu ramalan nasib manusia berdasarkan perbintangan.
Sejalan dengan kemajuan zaman, dengan dietamukanya berbagai alat bantu untuk mengungkap fenomena alam itu, maka menusia sedikit demi sedikit beranjak untuk mendayagunakan akal mereka.
Ada beberapa tokoh yang sumbangsih terbesar bagi alam ini adalah:
1. Anaximander 610-546 SM)
2. Anaximenes (560-520 SM)
3. Phytagoras (500 SM)
4. Emedokles (480-430 SM)
5. Plato (427-347 SM)
6. Aristoteles (348-322 SM)
0 Response to "PERKEMBANGAN POLA PIKIR MANUSIA"
Posting Komentar
Silahkan Tinggalkan Komentar Mas/mb
Kami senang Jika anda berkenan